Sabtu, 16 Februari 2013

Contoh CERPEN kehidupan



Hai blogger :) jumpa lagi dengan saya. Kali ini saya akan menyajikan sebuah CERPEN (Cerita Pendek) karya saa sendiri. Cerpen ini mengisahkan tentang seorang remaja yang tertatih-tatih menjalani kehidupannya yang berada digaris kemiskinan. Meskipun hidupnya sungguhlah sulit, tetapi ia melewatinya dengan penuh syukur dan menikmatinya hanya bersama ibunya tercinta.
inilah cerpen karya saya :)
 
Ibu, Maaf Aku Tak Sempat Membahagiakanmu

Cahaya mentari masuk menerobos bilik bambu rumah Tarjo, membangunkan Tarjo dari tidurnya. Tarjo adalah seorang pemuda yang tak kenal rasa menyerah, mempunyai prinsip yang sangat kuat dan sangat mencintai ibunya. Dia  hidup bersama ibunya di sebuah rumah kecil yang terbuat dari bambu. Rumah kecilnya terletak di pinggiran sungai di salah satu kota ternama di Indonesia. Meskipun rumahnya kecil, dia tetap menganggap rumahnya adalah surga baginya. Ayah Tarjo telah lama meninggalkan dia dan ibunya karena ayahnya  malu memliki seorang istri yang cacat dan miskin. Ibunya mengalami cacat permanen di wajahnya karena tersiram air panas yang mendidih beberapa tahun yang lalu. Meskipun ibunya cacat, tetapi dia tetap menyayangi ibunya. Tarjo berjanji, kelak dia akan membahagiakan ibunya dan merawat ibunya hingga akhir hayatnya.
Pagi-pagi sekali, Tarjo membantu mengangkut sayuran di pasar untuk berjualan ibunya. Seusai mengangkuti sayur, dia berangkat ke sekolah. Tarjo adalah seorang siswa kelas 2 di salah satu SMA negeri di sebuah kota ternama di Indonesia. Dia sangatlah bersyukur, karena pemerintah memberikan gratis belajar selama 12 tahun, sehingga dia bisa bersekolah. Tak lupa, Tarjo berpamitan kepada ibunya
            “Bu, Tarjo berangkat dulu ya.. Assalamua’llaikum” katanya sambil mencium tangan ibunya
“Wa’alaikum salam nak.. hati-hati ya dijalan, belajar yang rajin” kata ibunya sambil mengusap rambut Tarjo
“Iya bu” kata Tarjo sambil meninggalkan kedai kecil ibunya
            Sesampainya disekolah, Tarjo lekas menuju ke kelasnya. Dia tidaklah terlambat, karena letak kedai ibunya tak jauh dari sekolahnya. Dia duduk sebangku dengan temannya yang bernama Ibnu. Tarjo merupakan siswa yang berprestasi disekolahnya. Dia selalu mendapatkan ranking paralel disekolahnya. Tak heran jika banyak teman-temannya yang syirik padanya. Setiap hari, Tarjo mendapatkan cemoohan dari teman-temannya, dia tidak menghiraukan omongan teman-temannya itu. Dia menganggap bahwa cemoohan itu hanyalah angin lalu.
            Bel istirahat berbunyi, Tarjo tidak beranjak dari tempat duduknya karena dia tidak punya cukup uang untuk membeli makanan. Dia hanya mengerjakan soal-soal dan mengajari teman-temannya. Uang saku pemberian ibunya, dia gunakan untuk menabung. Tabungan itu kelak digunakan Tarjo untuk menuju bangku kuliah, karena dia ingin menjadi seorang astronot. Nasib Tarjo sangatlah mujur, meskipun ia tak punya uang untuk membeli makanan tetapi teman-temannya selalu memberinya makanan sebagai upahnya karena sudah mengajari teman-temannya.
                                                            *****
Setiap sore sepulang sekolah, Tarjo membantu ibunya untuk menggoreng gorengan.  Ibunya adalah sesosok wanita yang tak kenal rasa letih, dia rela bekerja membanting tulang demi anak satu-satunya yang sangat ia cintai. Setiap sore Tarjo dan ibunya menjajahkan gorengan di perkampungan tak jauh dari rumah kecilnya. Apabila senja telah berganti malam dan gorengan mereka tak laku, maka mereka mengasihkannya kepada pengamen dan pengemis yang lelah karena seharian mencari uang. Bagi Tarjo dan ibunya, membantu dan berperilaku baik sesama makhluk ciptaan Tuhan adalah suatu kewajiban, dan mereka melakukan itu setiap saat meskipun hidup mereka tak berkecukupan.
Di malam hari, Tarjo biasa menggunakan waktunya untuk membaca buku dan mengerjakan tugas. Penerangan rumahnya didapatkan dari listrik tetangga. Setiap bulannya dia harus membayar listrik kepada tetangganya. Uang tersebut didapatkan dari jualan gorengan ibunya. Tarjo selalu memijiti ibunya apabila ibunya kelihatan sangat kelelahan. Meskipun ibunya tak memintanya, ia selalu memijiti ibunya agar ibunya tidak kelelahan melakukan aktifitas keesokan harinya. Di tengah hari, Tarjo selalu melaksanakan sholat malam, dia selalu memanjatkan do’a untuk keselamatan ibu dan dirinya, dia ingin cita-citanya terkabulkan. Cita-cita Tarjo adalah menjadi seorang astronot dan mengibarkan bendera merah putih di bulan, tentu saja hal itu diinginkannya untuk membahagiakan ibunya seorang.
                                                *****
Setahun berlalu, Tarjo telah menginjak kelas 3 SMA. Pada saat kenaikan kelas, dia telah meraih peringkat 1 paralel di sekolahnya. Sebulan lagi, dia akan menghadapi ujian nasional. Dia semakin giat belajar dan semakin tekun memanjatkan do’a dan sembahyang. Dia tak berhenti membantu ibunya mengangkut sayur di pasar dan berjualan gorengan meskipun ujian sudah didepan mata. Tarjo sangatlah hebat dalam mengatur waktu. Tak kenal rasa letih mengejar cita-citanya.
                                                *****
Ujian telah berlalu, hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Tarjo, hari diumumkannya nilai ujian nasional. Semua murid dikumpulkan di aula untuk mendengarkan hasil ujian nasional. Hati Tarjo berdegup kencang, badan Tarjo bergetar seiring detik-detik diumumkannya nilai ujian. Nilai pun diumumkan... Alangkah bahagianya semua siswa, mereka semua lulus 100%. Semua siswa merasakan kebahagiaan dan betapa terkejutnya Tarjo, ia dipanggil untuk maju ke depan. Dia tak tau mengapa hanya dia yang dipanggil ke depan. Tarjo bertanya-tanya didalam hatinya
“Ya Allah, kenapa hanya hambamu ini yang dipanggil ke depan? Ada apa ini ya Allah? Tolong berikan hamba kabar yang baik ya Allah” katanya sambil berdoa dalam hati
Tarjo pun melangkahkan kakinya menuju ke depan. Sang kepala sekolah pun memberikan selamat
“Selamat, Tarjo. Kamu adalah siswa yang telah meraih peringkat pertama di sekolah ini dan juga di tingkat NASIONAL”kata pak kepala sekolah sambil memeluk tubuh Tarjo yang bergemetar
Tarjo pun menangis terharu mendengar kabar yang sangat bahagia itu
“Allahu akbar ... Alhamdulillah ya Allah, Terima kasih ya Allah.”kata Tarjo sambil bersujud syukur.
            Tarjo berlari sekencang-kencangnya sambil menngis terharu menuju kedai ibunya yang tak jauh dari sekolahnya. Dia tak peduli dengan siapapun yang ada disekitarnya, dipikirannya hanya ibunya seorang. Sesampainya di kedai sang ibu, ia langsung memeluk tubuh sang ibu yang sudah renta dimakan usia. Dia menangis dipelukan sang ibu
            “Ada apa anakku sayang? Mengapa kamu menangis? Apa yang telah terjadi?” kata ibunya sambil memeluk dan mengelus rambut Tarjo
            “Ibu, aku lulus dari sekolahku dan aku mendapatkan nilai terbaik di sekolah dan di Indonesia, bu.”katanya sambil menangis terharu dipelukan sang ibu
            Mendengar kabar yang sangat menggembirakan tersebut, ibu Tarjo langsung menangis terharu dan mencium kening sang anak
            “Alhamdulillah.. ya Allah.. alhamdulillah ya Allah.” tangis sang ibu sambil memeluk erat Tarjo seakan tak mau kehilangan anak satu-satunya itu.
                                                            *****
            Tarjo mendapatkan beasiswa menuju keperguruan tinggi negeri. Dan ia pun mengambil jurusan astronomi. Karena ia ingin menjadi seorang astronot yang bisa mengibarkan sang saka merah putih di bulan kelak. Hal itu tentu saja diinginkannya hanya demi membahagiakan ibunya seorang.
                                                            *****
            Seiring berjalannya waktu, ibu Tarjo mengidap penyakit batuk yang tak kunjung sembuh.Ia menganggapnya hanya peyakit batuk biasa. Meskipun badannya sudah tak sesegar dulu, ia terus bekerja demi anak satu-satunya itu. Hari ini, adalah hari wisuda kelulusan Tarjo dari universitasnya. Ibunya tak dapat menemani Tarjo yang sedang bergembira tersebut, karena ibunya sedang tak enak badan. Tubuhnya yang mulai renta tak kuat lagi berdiri, hanya berbaring dikasur tipis yang sudah tua.
            Tak disangka, tak diduga Tarjo mendapatkan beasiswa untuk kuliah S2 di luar negeri di universitas NASA Amerika Serikat. Alangkah gembiranya Tarjo mendegarkan kabar tersebut. Dibalik kegembiraannya tersebut, ada teman Tarjo yang sangat iri kepadanya dan ingin mencelakai Tarjo.
            Petang hari, sepulang wisuda, Tarjo melewati gang kecil yang sangat sepi. Ia berjalan dengan rasa gembira, tak sabar tuk megatakan hal indah kepada ibunya. Tak disadarinya, ia dibuntuti oleh teman-temannya yang syirik kepadanya. Dia disergap oleh teman-temannya itu, dipukuli hingga babak belur
            “Rasain tuh, mangkannya jadi orang jangan songong!!” kata temannya sambil meremas leher kemeja Tarjo
            “Ke..na..pa kalian, melaku..kan ini pa..da. ku?” kata Tarjo sambil merintih kesakitan.
            “Ahh.. loe banyak bacot. Loe sih jadi orang selalu beruntung. Sekali-sekali loe rasain tuh sakit ! jangan sombong anjing !” teriak temannya sambil berlari meninggalkan Tarjo sendiri
            Sambil menahan rasa sakit, ia berjalan sempoyongan menuju rumah kecilnya. Sungguh betapa terkejutnya Tarjo melihat bendera kuning terpasang di rumahnya, dan banyak orang duduk didepan rumahnya memakai baju hitam. Tarjo lekas berlari menuju ke dalam rumahnya sambil meneteskan air matanya. Ia terkejut bukan main setelah melihat orang yang sangat dicintainya itu terbujur kaku diatas dipan. Dia memeluk ibunya sambil menangis seakan tak mau kehilangan ibunya
            “Ibu... ibu... ibu... Maafkan Tarjo... Maafkan Tarjo tak bisa membahagiakan ibu. Maafkan Tarjo tak sempat membawa ibu kerumah sakit. Maafkan aku ibu” Tarjo merintih memeluk jenazah sang ibu
            “Ibu... tarjo dapat beasiswa ke luar negeri. Ibu.. ibu.. ibu..” rintih Tarjo sambil menunjukkan surat beasiswa kepada sang ibu yang terbujur kaku itu
            “Sudahlah nak.. ibumu sudah bahagia di sisi-Nya. Ini ada sepucuk surat dari ibumu sebelum ia meninggal.” Kata tetangganya yang juga seorang pedagang sayur dipasar
            Tarjo membaca surat pemberian ibunya. Surat itu berisi tentang permintaan maaf ibunya kepada Tarjo karena tak sempat melihat anaknya bahagia atas kelulusannya, meminta maaf karena ibunya tak sanggup menemani Tarjo lagi dan ibunya berpesan kepada Tarjo “Jadilah orang yang berguna untuk nusa dan bangsa, tetaplah tegar dan terus kejar cita-citamu, nak.”
                                                            *****
            Seiring kepergian ibunya, Tarjo mengalami depresi. Dia sangatlah bingung kemana kelak dia akan melangkah. Dia sendiri, tak ada orang yang selalu mendukungnya seperti dulu. Tarjo pun ingat dengan pesan sang ibu.. akhirnya ia memutuskan untuk mengambil beasiswa tersebut. Untungnya ia masih ada uang tabungannya dulu. Akhirnya Tarjo berangkat menuju Amerika Serikat dan bersekolah disana.
                                                            *****
            Waktu terus berjalan, impian Tarjo sekarang telah terwujud. Ia telah menjadi seorang astronot dan dia telah mengibarkan bendera merah putih di bulan. Dia sangatlah bahagia dapat mengibarkan bendera merah putih di bulan. Hal itu dilakukannya karena rasa cintanya kepada Indonesia dan cintanya kepada sang ibunda. Setiap hari ia selalu berdo’a kepada Tuhan agar ibunya diberi kebahagiaan disisi-Nya dan meminta ampunan dosa karena ia tak sempat membahagiakan sang ibu tercinta.

Sekian cerpen dari saya :) apabila ada kekurangannya, mohon dicomment dan saya minta maaf :) maklum masih pemula. 
Wait the other story :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar